Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikat fosfolipida,
sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu hasil
analisanya disebut lemak kasar (crude fat). Pada garis besarnya analisa lemak
kasar ada dua macam yaitu cara kering dan cara basah.
Pada cara kering bahan dibungkus atau ditempatkan dalam thimble, kemudian
dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan airnya. Pemanasan harus secepatnya
dan dihindari suhu yang terlalu tinggi, untuk ini dianjurkan dengan vacuum oven
(suhu 70°C) dengan tekanan vakum. Karena sampel kering maka pelarut yang
dipilih harus bersifat tidak menyerap air yang tinggi karena pelarut akan sulit
masuk ke dalam jaringan / sel dan pelarut menjadi jenuh dengan air selanjutnya
ekstraksi lemak kurang effisien. Selain itu adanya air akan menyebabkan zat-zat
yang larut dalam air akan ikut pula terekstraksi bersama lemak sehingga hasil
analisa kurang mencerminkan yang sebenarnya.
Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara terputus-putus atau
bersinambungan. Ekstraksi secara terputus-putus dijalankan dengan alat soxhlet
atau secara alat ekstraksi ASTM (American Society Testing Material). Sedangkan
cara bersinambungan dengan alat goldfisch atau ASTM yang dimodifikasi.
Beberapa bahan pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi lemak adalah ether
yaitu ethil ether dan petroleum ether. Petroleum ether lebih banyak digunakan
daripada ethil ether karena lebih murah, kurang berbahaya terhadap kebakaran
dan ledakan serta lebih selektif dalam pelarutan lipida. Ethil eter selain
melarutkan lipida juga melarutkan lipida yang sudah mengalami oksidasi serta
zat bukan lipida misalnya gula. Ether kering (tidak mengandung air) mempunyai
tendensi membentuk peroksida. Selain pelarut tersebut juga sering digunakan
sebagai campuran alcohol-ether yaitu untuk mengekstraksi lipida dari jaringan
biologis. Campuran buthanol dan air (jenuh) untuk mengekstraksi lipida dari
terigu, tepung. Sedangkan campuran chloroform methanol dan air untuk isolasi
dan pemurnian lipida total dari jaringan hewani.
Sejumlah sampel ditimbang dengan teliti dimasukkan ke dalam thimble yang dibuat
dari kertas saring atau alundum (Al2O3) yang poreus. Ukuran thimble dipilih
sesuai dengan besarnya soxhlet yang digunakan. Besarnya ukuran sampel adalah
lolos saringan 40 mesh. Sampel yang belum kering harus dikeringkan lebih dahulu
dan bila perlu dicampur dengan pasir murni bebas lemak untuk memperbesar luas
permukaan kontak dengan pelarut. Diatas sampel dalam timble ditutup dengan
kapas bebas lemak supaya partikel bahan/sampel tidak ikut terbawa aliran
pelarut. Selanjutnya labu godok dipasang berikut kondensornya. Pelarut yang
digunakan sebanyak 1,5-2 kaqli isi tabung ekstraksi. Pemanasan sebaiknya menggunakan
penangas air untuk menghindari bahaya kebakaran atau menggunakan kompor listrik
yang dilengkapi dengan pembungkus labu dari asbes. Lipida akan terekstraksi,
pada akhir ekstraksi yaitu kira-kira 4-6 jam labu gondok diambil dan ekstrak
dituang kedalam botol timbang atau cawan porselen yang telah diketahui
beratnya, kemudian sisa pelarut yang ikut bersama hasil ekstraksi diuapkan
diatas penangas air hingga pekat. Selanjutnya cawan dikeringkan dalam oven
sampai diperoleh berat konstan pada suhu 100°C. berat residu dalam botol
timbang dinyatakan sebagai berat lemak atau minyak. Agar diperoleh lemak dan
minyak bebas air dengan cepat maka pengeringan dapat dilakukan dengan
menggunakan oven vacuum. Selain cara diatas penentuan banyaknya lemak dapat
pula diketahui dengan menimbang sampel padat yang ada dalam thimble setelah
diekstraksi dan sudah dikeringkan dalam oven sehingga diperoleh berat konstan.
Selisih berat sebelum dengan sesudah ekstraksi merupakan berat minyak atau
lemak yang ada dalam bahan tersebut.
Bahasan
mengenai minyak dan lemak serta analisanya banyak sekali, dan sepertinya
penulis akan teruskan dilain waktu. Dibawah ini singkatan prosedur untuk
analisa minyak dan lemak agar mudah dipahami.
1.sampel ditimbang sebanyak 5 gram, dikeringkan airnya dalam oven
2. sampel yang sudah kering dimasukkan ke bungkusan yang dibuat dari kertas
saring, melipatnya kemudian diikat dengan tali kasur agar bungkusan tidak
terbuka.
3.masukkan bungkusan ke alat soxhlet
4.masukkan pelarut ke labu didih, banyak nya pelarut 1,5-2 kali volume alat
soxhlet nya (biasanya sekitar 150 ml)
5.rangkai alat (labu didih, alat soxhlet dan kondensor)
6.nyalakan heating mantle (pemanas listrik yang dibuat khusus untuk ekstraksi
menggunakan soxhlet atau kondensor)
7.lakukan ekstraksi 4-6 jam (biasanya disebut 12 siklus atau 12 kali perputaran
pelarut saat ekstraksi)
8.matikan pemanas, biarkan alat mendingin. Buka rangkaian, destilasi sisa
pelarut yang ikut bersama hasil ekstraksi, setelah itu masukkan ekstrak ke
dalam cawan porselin yang beratnya sudah diketaui, panaskan dipenangas sampai
benar-benar tidak ada sisa pelarut yang ikut bersama hasil ekstrak.
9.masukkan cawan ke dalam oven pada suhu 105°C selama ½ jam kemudian ditimbang
sampai mendapat berat yang konstan.
• Tambahan
untuk sampel berwujud cair seperti kecap, perlakuannya berbeda.
1.timbang 5 gram sampel cair, masukkan ke dalam gelas kimia 600 ml ditambah 30
ml asam klorida 8N (25%)
2.dipanaskan selama kurang lebih 15 menit. Setelah diencerkan dengan air panas,
saring melalui kertas saring lipat yang telah dibasahi. Dicuci dengan air panas
sampai bebas asam
3. ikuti langkah 2-9 pada proses ekstraksi lemak sebelumnya.
Perhitungan
Kadar lemak kasar = [berat cawan+ekstrak konstan)-berat cawan kosong konstan] :
berat sampel x 100 %
0 comments:
Post a Comment