Monday, September 17, 2012

GULA REDUKSI

Posted by deemd Monday, September 17, 2012, under | No comments


Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat
Cara penentuan Gula Reduksi cara Munson-Walker. Penentuan gula reduksi cara Munson-Walker dipakai untuk penentuan glukosa, fruktosa, gula invert, laktosa monohidrat dalam bahan yang baik bahan pangan yang tidak mengandung sakarosa ataupun bahan pangan yang mengandung sakarosa.
Penentuan gula reduksi Munson-Walker adalah penentuan gula reduksi yang didasarkan atas banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk. Jumlah Cu2O ditentukan dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu:
  1. Secara gravimetris, yaitu dengan menimbang langsung endapan Cu2O yang terbentuk
  2. Secara volumetris, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan Na-thiosulfat atau K-permanganat
Setelah jumlah Cu2O ditentukan lalu gunakan tabel Hammond untuk mengetahui jumlah gula reduksi yang terkandung dalam bahan tersebut.  Dalam penentuan Gula Reduksi cara Munson-Wakler ada tiga langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah dalam menentukan gula reduksi cara Munson-Walker adalah sebagai berikut:
src: Prosedur analisa untuk bahan makanan & pertanian ed III – Text Book
Anda sedang membaca artikel Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat jika ingin menautkan artikel Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat permalinknya adalah http://kamusq.blogspot.com/2012/09/cara-penentuan-gula-reduksi-munson.html
Terima Kasih sudah membaca Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat Semoga artikel Cara penentuan Gula Reduksi Munson-Walker | Uji Karbohidrat ini bermanfaat untuk Anda semua. Amin


Analisa Gula Reduksi (Sudarmadji dkk, 2007)

Kadar gula reduksi ditetapkan dengan menggunakan cara spektrofotometri, metode Nelson-Somogyi.



Reagensia
a.    Reagensia Nelson:
Reagensia Nelson A: larutkan 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml air suling. Encerkan sampai 500 ml.
Reagensia Nelson B: larutkan 7,5 g CuSO4.5H2O dalam 50 ml air suling dan tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat.
Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian reagensia Nelson A dan 1 bagian reagensia Nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan digunakan.
b.    Reagensia Arsenomolybdat
Larutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml air suling dan tambah 25 ml asam sulfat pekat. Larutkan pada tempat yang lain 3 g Na2HAsO4.7H2O dalam 25 ml air suling, kemudian tuanglah larutan ini ke dalam larutan yang pertama. Simpan dalam botol wwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Reagensia ini baru bisa digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini berwarna kuning.
c.    Pb-asetat
Buat larutan Pb-asetat jenuh dan netralkan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan ke dalam filtrat K atau Na-oksalat anhidrat secukupnya.
d.    Aluminium hidroksida
Larutan tawas dalam air (1:20), masukkan ke dalam ammonia 10% (1 bagian tawas: 1,1 bagian ammonia 10%). Endapan yang diperoleh dibiarkan mengendap, cairan yang terdapat diatasnya dituang. Endapan ditambah air, diaduk, dibiarkan, kemudian cairan dituang lagi. Pekerjaan ini diulang kembali sampai cairannya tidak bereaksi basis. Endapannya disimpan sebagai pasta.

Pembuatan Kurva Standar
a.    Buat larutan glukosa standar (10 mg glucose anhidrat/100 ml).
b.    Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi : 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/100 ml.
c.    Siapkan 7 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa standar tersebut diatas. Satu tabung diisi 1 ml air suling sebagai blanko.
d.    Tambahkan ke dalam masing-masing tabung diatas 1 ml reagensia Nelson (reagensia a), dan panaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20 menit.
e.    Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25oC.
f.     Setelah dingin tambahkan reagensia Arsenomolybdat (reagensia b), gojog sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.
g.    Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna, tambahkan 7 ml air suling gojoglah sampai homogeny.
h.    Teralah “optical density” (OD) masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm.
i.      Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan OD.

     Penentuan Gula Reduksi pada Sampel:
a.    Siapkan larutan sampel yang mempunyai kadar gula reduksi sekitar 2–8 mg/100 ml. Perlu diperhatikan bahwa larutan contoh ini harus jernih, karena itu bila dijumpai larutan contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan penjernihan terlebih dahulu menggunakan Pb-asetat atau bubur aluminium hidroksida (reagensia c dan d).
b.    Pipetlah 1 ml larutan contoh yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi yang bersih.
c.    Tambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva standar diatas.
d.    Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva standar larutan glukosa.

0 comments:

Post a Comment